Minggu, 23 Juni 2013

HAKIKAT MANUSIA



Hakikat Manusia
      Al-Qur’an “bahwasannya tujuan pokok diciptakannya manusia di alam ini adalah untuk mengenal Allah sebagai Tuhannya serta berbakti kepadaNya
      Jujun Suriasumantri (1978) manusia adalah makhluk yang berpikir, setiap saat dari hidupnya, sejak dia lahir sampai masuk liang lahat, dia tak pernah berhenti berpikir
      Jalaliddin (2003), manusia memiliki dimensi : hakikat penciptaan, tauhid, moral, perbedaan individu, sosial, ruang dan waktu
Manusia menjadi titik sentral
      Manusia makhluk berpengetahuan
 cipta, rasa, karsa, mendirikan filsafat hidup, menentukan pedoman hidup, dan mengatur sikap       dan perilku hidup agar senantiasa terarah ke pencapaian tujuan hidup
      Manusia makhluk berpendidikan
sejak lahir seorang manusia sudah langsung terlibat di dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran
      Manusia makhluk berkebudayaan
berkemampuan untuk melakukan pembatasan diri dan menjalani kehidupan menurut azas kecukupan (basic needs) bukan menurut keinginan
  A. Sifat Hakikat Manusia
1.     Pengertian sifat Hakikat Manusia
            Pada dasarnya manusia berbeda dengan hewan        karakteristik yang  prinsip/berpijakan
      Definisi Manusia menurut tokoh-tokoh :
            1) Socrates menamakan manusia sebagai Zoon Politicon (hewan yang bermasyarakat)
2) Max Scheller menggambarkan manusia sebagai Das Kranke Tier(hewan yang sakit) yang elalu gelisah dan bermasalah
3) Charles DarwinTeori Evolusi, yang menyatakan bahwa manusiaberasaldari  primat atau kera, tetapi ternyata gagal
Ada misteri yang dianggap menjembatani proses perubahan dari primat ke manusia yang tidak sanggup diungkapkan yang disebut The Missing Link yaitu mata rantai yang putus.
  2. Wujud, Sifat Hakikat Manusia
            Wujud sifat hakikat manusia yang tidak dimiliki oleh hewan yang dikemukakan oleh paham eksistensialisme,dg maksud mnjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan, yaitu :
a)     Kemampuan menyadari diri ;
b)    Kemampuan bereksistensi;
c)     Pemilikan kata hati ;
d)    Moral ;
e)     Kemampuan bertanggung jawab ;
f)      Rasa kebebasan (kemerdekaan) ;
g)     Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak ;
h)    Kemampuan menghayati kebahagiaan.
  B. Dimensi-dimensi Hakikat Manusia serta Potensi Keunikan, danDinamikanya
      Ada 4 macam dimensi yang akan dibahas, yaitu :
            1. Dimensi Keindividualan
            2. Dimensi Kesosialan
 3. Dimensi Kesusilaan
 4. Dimensi Keberagaman
1.     Dimensi Keindividualan
            Lysen mengartikan individu sebagai “orang-seorang”, sesuatu yang meruapakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide). Selanjutnya individu diartikan sbg pribadi.
Seorang pakar pendidikan (M.J. Langeveld), menyatakan bahwa :
setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain, atau menjadi (seperti) dirinya sendiri.
      Bahkan dua anak kembar yang berasal dari satu telur pun hanya serupa tetapi tidk sama, apalagi identik.
      Misal : secara fisik, mungkin bentuk muka sama tetapi terdapat perbedaan mengenai matanya, secara kerohaniaan mungkin kapasiatas intelegensinya sama, tetapi kecenderungan dan perhatiannya terhadap sesuatu berbeda.
      Kesimpulannya : masing-masing ingin mempertahankan kekhasannya sendiri.
      perkembangan lebih lanjut       bahwa setiap orang memiliki sikap dan pilihan sendiri yang dipertanggungjawabkan sendiri, tanpa mengharapkan bantuan orang lain untuk ikut mempertanggungjawabkan
      M.J. Langeveld, menyatakan : bahwa setiap anak memiliki dorongan untuk mandiri yang sangat kuat, sehingga memerlukan pihak lain (pendidik) yang dapat dijadikan tempat bergantung untuk memberi perlindungan dan bimbingan.
      Sifat-sifat potensial yang telah dimiliki sejak lahir perlu ditumbuhkembangkan melalui pendidikan agar bisa menjadi kenyataan. 
      Dengan kata lain kepribadian seseorang tidak akan terbentuk dengan semestinya       seseorang tidak memiliki warna kepribadian yang khas sebagai miliknya.
      Fungsi utama pendidikan   membantu peserta didik untuk membentuk kepribadiannya, atau menemukan kediriannya sendiri.
      Pola pendidikan yg bersifat demokrati  cocok untuk mendorong bertumbuh dan potensi individualitas.
      Pola pendidikan yg menghambat perkembangan individualitas (misalnya yg bersifat otoriter) pendidikan yg patologis.
       Tugas pendidikan menunjukkan jalan dan mendorong subjek didik bagaimana cara memperoleh sesuatu dalam mengembangkan diri dengan berpedoman pd prinsip ing ngarso sungtuludo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.
2.     Dimensi Kesosialan
      Menurut M.J. Langeveld; setiap bayi yg lahir dikaruniai potensi sosialitas. Pernyataan tersebut diartikan  setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar